Lolita fashion adalah sebuah subkultur fashion yang unik dan khas yang berasal dari Jepang pada tahun 1980-an. Gaya ini terinspirasi dari pakaian era Victoria dan fashion Rococo, dengan kombinasi antara gaun berenda, rok bawah berlapis, renda, pita, dan aksesori yang rumit.
Penting untuk dicatat bahwa istilah "Lolita" dalam konteks fashion tidak memiliki makna yang sama dengan novel kontroversial "Lolita" karya Vladimir Nabokov. Lolita fashion tidak berhubungan dengan eksploitasi anak atau seksualisasi. Sebaliknya, gaya ini menekankan kesopanan, feminitas, dan estetika yang mirip dengan boneka.
Lolita fashion pertama kali populer di distrik Harajuku di Tokyo, yang terkenal dengan budaya fashion jalanan yang beragam. Awalnya, gaya ini dipengaruhi oleh gaya "mirip boneka" dari novel "Kamikaze Girls" atau "Shimotsuma Monogatari" karya Novala Takemoto. Karakter utama dalam novel tersebut, Momoko, digambarkan sebagai penggemar fashion Lolita.
Gaya fashion ini semakin dikenal dan menyebar melalui berbagai sub-gaya. Beberapa sub-gaya yang terkenal antara lain:
1. Classic Lolita: Sub-gaya ini berfokus pada tampilan yang elegan, anggun, dan dewasa, seringkali dengan menggunakan elemen-elemen fashion Victoria, seperti kerah tinggi, topi bergelombang, dan sarung tangan berenda.
2. Sweet Lolita: Sweet Lolita ditandai dengan tampilan yang lucu dan muda. Gaya ini menggunakan warna-warna pastel, renda dan rok yang berlapis-lapis, serta motif seperti pita, cupcake, dan permen.
3. Gothic Lolita: Sub-gaya ini mengadopsi estetika yang lebih gelap, dengan sering menggunakan warna hitam atau warna gelap lainnya, renda, pita, dan aksesori dengan tema gothic. Gaya ini terinspirasi dari fashion berkabung era Victoria yang digabungkan dengan siluet Lolita.
4. Punk Lolita: Punk Lolita menggabungkan elemen-elemen dari subkultur punk dengan fashion Lolita. Gaya ini termasuk pola tartan, rantai, peniti keselamatan, dan aksesori dengan sentuhan punk.
Lolita fashion kini telah mendapatkan popularitas internasional, dengan penggemar dan komunitas di seluruh dunia. Gaya ini tidak terbatas hanya di Jepang dan telah menginspirasi banyak desainer, fotografer, dan seniman di berbagai negara.
Saat ini, Lolita fashion terus berkembang dan beradaptasi, menggabungkan pengaruh dari berbagai era, budaya, dan subkultur, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai intinya, seperti kesopanan, keanggunan, dan individualitas. Gaya ini dihargai sebagai bentuk ekspresi diri dan kreativitas di dalam komunitas yang mendukung.